Pesan Moral Dari Kisah Nyata
Judul
Film : A Taxi Driver
Sutradara
: Joon Hoon
Produser : Park
Un-kyoung Choi Ki-sup
Penulis : Eom
Yu-na
Durasi :
137 Menit
Tahun :
02 Agustus 2017
Pemain : Song Kang-ho , Thomas
Kretschmann , Yu Hae-Jin , Ryoo Joon-Yeol
Film ini yang diangkat dari kisah nyata.
Bercerita tentang seorang supir taksi Korea man-Seob ( Song kang-Ho ) yang
mengalami kesulitan keuangan. Ia tidak mampu membayar biaya sewa rumah yang
ditempatinya. Istrinya telah meninggal karena menderita sebuah penyakit dan ia
hanya hidup bersama dengan anak perempuannya yang berusia 11 tahun.. Karena terbebani dengan uang sewa rumah dan
keinginannya untuk membelikan sepatu untuk anaknya, ia langsung mengambil
kesempatan saat ia mendengar ada orang asing yang ingin diantar ke Gwangju
dengan bayaran 100.000 won. yang membawa penumpang dari Jerman Jurgen Hinzpeter
( Thomas Kretschmann ) adalah seorang reporter yang berasal dari Jerman yang
telah bertahun-tahun bertugas di Jepang hingga ia telah merasa jenuh. Saat ia
mendengar bahwa terdapat sebuah aksi protes dan junta militer di Gwangju, tanpa
pikir panjang ia langsung berangkat ke Korea untuk meliput peristiwa bersejarah tersebut.
Disinilah
akhirnya ia dipertemukan dengan Jurgen Hinzpeter. Namun Kim Man Seob tidak
mengetahui peristiwa apa yang sedang terjadi di Gwangju pada saat itu.Dalam
perjalanan mengantarkan Jurgen Hinzpeter ke Gwangju, seluruh akses jalan menuju
Gwangju telah diblokade oleh pasukan tentara. Namun karena iming-iming bayaran
mahal, maka ia mencari segala cara untuk bisa mengantar Jurgen Hinzpeter sampai
ke tujuan dan kemudian kembali lagi ke Seoul pada malam harinya.
Kondisi Gwangju
pada hari itu cukup berbahaya. Semua jalan diblokade, sambungan telepon
diputus, aksi protes masyarakat dibungkam dengan sadis, dan wartawan tidak
dibiarkan untuk memberitakan apa yang saat itu sedang terjadi disana. Sesampai
di Gwangju, Hinzpeter langsung bertemu dengan rombongan mahasiswa yang akan
melaksanakan aksi protes. Salah satu dari mahasiswa tersebut bernama Gu Jae
Shik (diperankan Ryu Jun Yeol), ia adalah satu-satunya mahasiswa yang dapat
berbicara bahasa inggris.
Karena kondisi
Gwangju cukup berbahaya, Kim Man Seob goyah dan berpikir untuk meninggalkan
Gwangju dan Hinzpeter dan kembali ke Seoul. Dalam perjalanannya meninggalkan
Gwangju, ia bertemu dengan seorang nenek yang ingin menumpang taksinya. Anak
nenek tersebut sedang dirawat di rumah sakit karena ditindak oleh tentara
militer. Kim Man Seob akhirnya mengantar nenek tersebut ke rumah sakit, dan
ternyata ia kembali dipertemukan dengan Hinzpeter dan Gu Jae Shik dirumah sakit
tersebut.
Mengetahui aksi Kim Man Seob yang lari dari
tanggung jawabnya sebagai seorang supir taksi, ia dihujat oleh supir taksi
lainnya. Namun ia lalu dibela oleh seorang supir taksi yang baik hati
bernama Hwang Tae Sool (diperankan Yoo
Hae Jin). Petualangan Hinzpeter untuk meliput aksi junta militer dan aksi
protes tersebut akhirnya dimulai. Ia lalu menjadi buronan pemerintah setempat
dan terancam dibunuh karena aksinya meliput keadaan di Gwangju. Gu Jae Shik
yang ikut membantu Hinzpeter berhasil ditangkap oleh tentara berbaju preman dan
dibunuh.
Dalam
perjalanan, ia mengalami pergolakan batin, ia ingin pulang, namun di satu sisi
ia tidak bisa meninggalkan Hinzpeter terancam dibunuh di Gwangju. Hati
nuraninya lalu berkata bahwa ia harus kembali ke Gwangju untuk menyelamatkan
Hinzpeter agar berita tentang kondisi di Gwangju dapat disiarkan ke seluruh
penjuru dunia.
Ending film ini cukup menyayat hati namun juga
membahagiakan. Sampai akhir hidupnya, Hinzpeter masih terus teringat pada
kebaikan hati Kim Man Seob. Namun Kim Man Seob tak pernah mengungkap
identitasnya yang sebenarnya kepada Hinzpeter, ia memperkenalkan dirinya
bernama Kim Sa Bok. Dan sejak peristiwa tersebut, Hinzpeter tidak
pernah bertemu lagi dengan Kim Man Seob.
Bisa dibilang
Kim Man Seob adalah seorang pahlawan yang jasanya tidak tercatat dalam sejarah.
Jika saja saat itu Kim Man Soeb tidak kembali lagi ke Gwangju untuk menjemput
Hinzpeter, dunia tidak akan pernah tahu kondisi pembantaian di Gwangju dan akan
semakin banyak nyawa yang melayang.
Oleh Sarah Miranti Nur.O
Post a Comment